[SPEKTRUM]

Mengapa tenda mampu menolak air dan akan terasa panas didalamnya???

Sifat tolak air kain tekstil seperti tenda dapat dicapai bila kain tersebut mempunyai energi bebas permukaan serendah mungkin. Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara melapisi permukaan kain dengan zat pelapis yang mempunyai gugus karbon jenuh, terutama gugus metil atau gugus fluorokarbon jenuh yang bersifat hidrofob.
Zat tolak air  fluorokarbon memberi efek tolak air dengan jalan melapisi permukaan serat dengan lapisan film yang terdiri dari gugus-gugus -CF3 , -CF2 H, atau -CF2 yang sangat rapat (close packing). Lapisan ini mempunyai energi permukaan yang sangat rendah, jauh lebih rendah dari pemakaian derivat hidrokarbon sehingga menurunkan nilai tegangan permukaan kritik (CST), dan memberikan semacam perisai kimiawi terhadap kemungkinan terjadinya pembasahan atau penetrasi air, sehingga kain akan mempunyai sifat tolak air yang lebih baik.
Molekul-molekul senyawa tolak air berorientasi sedemikian rupa sehingga rantai hidrokarbon/fluorokarbonnya paralel dan gugus metil di ujung yang lain mengarah keluar ke permukaan sedangkan gugus polar yang dapat mengadakan ikatan dengan serat tertanam dalam-dalam dibawah permukaan luar. Dengan demikian gugus polar yang bersifat hidrofil tidak mampu mengadakan gaya tarik menarik dengan molekul air yang kontak dengan kain. Dengan demikan, tenda yang bersifat tahan air (waterproof) tidak bisa dilewati uap air dan udara. Proses water proofing dilakukan dengan mengisi pori-pori kain dengan zat pengisi atau zat-zat lain yang mampu berfungsi sebagai physical barrier untuk mencegah tembus udara atau air. Sehingga di dalam tenda akan terasa panas.

Sumber : Penyempurnaan Fluorokarbon
(jurnal.batan.go.id)

#SPEKTRUM #DEPARTEMENKAJIANILMIAH #KABINET VIBRANIUM #HIMAKIT